Tadi pagi saya baru bertemu dengan teman SMP saya, namanya Iqbal (saya sudah lupa marganya) dan kami ber-chatting ria di Facebook. Yah... walaupun hanya di dunia maya, tapi dari kisah ini otak saya kemudian berputar dengan cepat dan mencoba mengingat kembali siapa-siapa saja teman se SMP saya kala itu, yang mana kami pernah satu sekolah di SMP 1 SAPARUA.
Coba saya hitung (sekalian melatih daya ingat saya) dan ingat-ingat kembali; 1). Ruswan Fudil, 2). Hamka Jaffar, 3). Kartoni, 4). Budiyanto, 5). Wa Endang, 6). Wa Marni, 7). Hamdani, 8). Iqbal 9). Vivin (adiknya Budiyanto), 10). Marlina, 11). Eda Ermawati, ah...saya lupa yang lainnya, memori otak saya agak macet (hehehehe) juga nich..!!
Budiyanto dan Vivin seingat saya, mereka sukunya Jawa. Namun yang membuat saya mengingat Budiyanto si kecil dan adiknya, karena ada keunikannya dan sering di suruh oleh pak guru olahraga kami pak PATTIWAEL untuk memimpin barisan apel pagi. Kalau Iqbal, orangnya kelihatan rapi sekali setiap kesekolah, kelihatan anak mami juga (hehehehehe sorry teman, laporan orisinal jadi diungkapin semuanya deh yang saya nilai kala itu). Kalau Hamka, Ruswan, dan Kartoni, biasanya saya lebih senang bermain bola dengan mereka dan ingin menjadi satu grup (dengan ketiganya) kalau diajak main gawang mini di sekolah dulu. Kalau Hamdani, dulu saya pernah ke rumahnya beberapa kali bahkan sempat diajak makan siang sekali dirumahnya; entah dimana dia sekarang, tapi pernah saya menanyakan kabar beritanya dari Ridwan pada satu suatu waktu (dalam pertemuan yang tidak sengaja di pasar Mardika-Ambon), dan katanya, ia (Hamdani) telah menjadi seorang POLISI di kota Daeng. Kalau Wa Endang, saya sering meminjam pena darinya, kalau pena saya macet atau tercecer (hilang); yah walaupun hanya sekali saya dipinjamkan pena oleh Wa Endang, pas waktu tes kecil di lab fisika (sebab bu guru Adjas galak benar kalau menurut saya, jadi untung ada Wa Endang, upss kalau tidak tamat dah riwayat ane). Kalau Marlina dulu sempat mau saya nembak (hehehe belajar main cinta monyet), tapi tidak jadi karena satu dan lain hal. Yah... Indah juga kalau ingat-ingat masa sekolah SMP dulu bersama-sama dengan mereka.
Tapi sangat disayangkan mereka semua tidak sempat lulus bersama dengan kami yang lain dari SMP NEGERI 1 SAPARUA, sebab pada tahun 1999 itu Maluku dilanda konflik, maka kami semua harus terpisah dengan terpaksa, karena teman-teman yang saya sebut diatas beragama Islam. "Waktu memang yang memisahkan kami, tetapi waktu jualah yang mempertemukan kembali"; seakan penggalan kalimat ini ada benarnya, ketika dengan berjalannya waktu saya bisa bertemu dengan Ridwan, dan tentunya Iqbal yang sudah saya add beberapa bulan lalu jadi teman saya di Facebook; bahkan Iqbal tadi dalam chattingnya ia menjanjikan kepada saya, untuk menunggunya di bulan 12 tahun ini, ia akan ke Ambon dan sebisa mungkin akan ada reunian kecil-kecilan bersama teman-teman sekelas dulu (kala itu kami sekelas III.1). INDAH SEKALI nilai pertemanan itu sejenak saya coba merenungkannya kembali.
Setelah terlintas banyak peristiwa di benak saya akan kisah-kisah manis ini, saya mencoba untuk mengarsipkannya dalam posting saya kali ini, seraya mau mengucapkan "DANKE Bpk. INTERNET..!!!" Ibarat saja internet ini seperti person yang bisa di ajak bicara, pasti saya mengucapkan kalimat tadi dengan ikhlas. Sebab bukan hanya sebagai the broker (perantara/penghubung) an sich, tetapi internet dapat membuka ruang bagi saya; dan juga anda sekalian yang paling tidak memiliki kemiripan kisah, seperti yang saya alami sekarang ini untuk melakukan banyak hal yang lebih berarti lagi, pasca melewati masa-masa sulit yang pernah menimpa kita semua di Maluku.
Saya hendak mengajak yang lainnya kalau kemudahan Informasi dan komunikasi lewat beragam media seperti sekarang ini; salah satu contoh anda dan saya yang dengan mudah terhubung langsung dengan Internet, sebaiknya kita memanfaatkannya (Internet) untuk membangun banyak ruang-ruang rekonsiliasi dalam komunikasi secara interaktif. Jika memang ada diantara anda sekalian, kesulitan dalam membangun ruang-ruang komunikasi di ruang nyata atau off line (karena berbagai macam alasan), cobalah dengan langkah alternatif ini, yaitu anda masih tetap dapat membuka ruang komunikasi yang jujur di dunia maya (on line) dengan bantuan Internet. Agar tanggung jawab kita sebagai generasi Maluku di masa kini, dapat menuju pada tujuan yang sama, yaitu memupuk kembali nilai-nilai persaudaraan kita sebagai orang basudara, dan ini tanggung jawab kita semua yang pernah hidup dan berada di bumi Maluku.
Sebagaimana yang disebut oleh Wesly Johanes, "Mari perbanyak ruang-ruang yang memungkinkan kita untuk saling berjumpa di atas tanah yang sudah terlalu banyak sekat ini". Fenomena banyak sekat ini mengindikasikan, sangat mungkin kita akan mengulang kesalahan yang sama, kalau yang di yakini sebagai sesuatu yang "benar" yang semestinya kita lakukan sejak dini sebagai manusia-manusia Maluku yang baik dan bertanggung jawab, sering kita abaikan. Semoga anda dapat bermanfaat bagi banyak orang. [sa.95] J.Pattiasina
0 comments :
Post a Comment
Dengan Senang Hati Beta Menanti Basuara Sudara-Sudara.