MOOI DI BOOI

Mooi di Booi itu...
Kalu ale masu muka negri, turung
lalu nai trap, horomate !

Mooi di Booi itu...
Teung Negri sa'kali salamanya
Samahu Amalatu, Tanital eto Nuhui.

Mooi di Booi itu...
Kalu ada tuju soa tuni, tambah selima;
dalapang tiang di baileu.

Mooi di Booi itu...
Kalu ale tau beda Amanupunyo
beda Batu Pandita, permandian bermula.

Mooi di Booi itu...
Kalu bangun negri, pono deng tukang,
dar Ponto deng Nabo; sampe oras, deng nanti.

Mooi di Booi itu...
Saat Pala deng Kanari gugur di dusung,
yang seng pung pohong tinggal pili.

Mooi di Booi itu...
Kalu ale tau ale sapa...
badiri sama tinggi sesuai nama balakang.

Mooi di Booi itu...
Kalu dengar lonceng gareja babuni
Calvinis dar dolo sampe skarang seng camparuni.

Mooi di Booi itu...
Dar Uru Puti sampe Titanail,
Kapala aer, jadi sumber hidop.

dan

Mooi di Booi itu...
Ale Mungare, kalu ambel jujaro dagano
Musti bale nama di meja Panama.


By. Jimmy Pattiasina




» Read More...

Pokok Pikiran Kebudayaan Kota Ambon; admin TRADISI MALUKU menjadi bagian dari tim PPKD

"pengalaman adalah guru terbaik"; demikian sebuah ungkapan usang yang benar-benar beta rasakan kebenarannya. Setelah kurang lebih 9 tahun lalu, yaitu sejak awal ide dibangunnya blog Tradisi Maluku ini pada masa kuliah dahulu diakhir tahun 2009; dan diterbitkannya blog ini pertama kali pada tahun 2010 hingga dipostingkannya tulisan ini di tahun 2018, tak terasa waktu bergitu cepat berlalu. "ternyata tidaklah sia-sia segala hal yang dibangun dengan suatu kesungguhan dalam berkarya".

Kemudian dilanjutkan lagi dengan sebuah quotes motivasi yang akan turut menjelaskan realitas yang hendak beta jelaskan pada posting kali ini, yaitu: "proses tidak pernah mengkhianati hasil...."; dimana dengan passion dan kesungguhan belajar untuk mengenal tradisi dan budaya Maluku dan menulisnya, dan semua itu dikerjakan terus menerus dalam tahapan pengembangan hobby & passion. Justru dengan berjalan waktu semua yang dikaryakan mulai satu per satu membuahkan hasil.

» Read More...

OPINI: Semangat Baru, Generasi Baru, Para Kapitang Malesi Baru

Tulisan ini sengaja dibuat menjelang perayaan hari Pattimura, yang begitu gigih berjuang bersama masyarakat Maluku yang hidup di kepulauan Lease, dan juga yang datang membantu dari pulau Seram 200 tahun silam, yang bertepatan jatuh pada tanggal 15 Mei 2017 besok.

Jika saja ada mesin waktu seperti di film-film holywood dapat diputar ulang untuk mengecek kembali bagaimana semangat yang dibangkitkan oleh para Kapitang dan Malesi yang mengatasnamakan kekuatan bangsa Maluku bagian selatan ini, yang berhasil menciptakan rasa ngeri dan rasa takut yang kuat bagi para kompeni dan serdadu VOC yang ada di Ambon dan terutama bagi mereka yang sedang bertugas di residen perwakilan Honimoa (baca: Saparua) yang ada pada saat itu.

Mungkin opini ini sengaja ditujukan untuk melihat sisi inferior (sebagai auto kritik terhadap BUDAYA DOMINAN) yang sengaja tidak diakomodir, sama seperti yang terjadi kurang lebihnya di 200 tahun yang lalu, bahwa jika tanpa dukungan para Kapitang, para Malessi, dan arahan para Latu-Patti, Orang Kaya, dan bijiruku-bijiruku dari masyarakat Maluku yang berperang melawan VOC di Honimoa (sebagai kekuatan aliansi pasukan yang sangat besar), mungkin saja tanggal 15 mei 1817 tidak akan pernah dicatat dalam sejarah bangsa Maluku. Dan kemudian kisah ini lalu disadur dalam konteks sejarah pra kemerdekaan NKRI, dimana memposisikan kapitan Pattimura sebagai pahlawan yang sangat heroik (yang katanya) dengan deretan para pahlawan pra kemerdekaan lainnya, memposisikan pahlawan asal Maluku bagian Selatan ini lantas dikenal secara umum dan diajarkan di sekolah-sekolah dasar, dari dulu hingga sekarang sebagai seorang pahlawan besar dengan nama Thomas Matulessy yang berasal dari satu negeri adat yang beragama Sarane (Kristen).

» Read More...

TRADISI PARURU PALA DI NEGERI BOOI

oleh : Jimmy Pattiasina

Setiap negeri adat di Maluku yang tersebar di seribu pulaunya memiliki keberagaman dan karakater yang khas tentang tradisi dan budaya masing-masing negeri adat yang dipimpin oleh seorang Raja atau Orang Kaya. Demikian halnya dengan orang Booi (negeri Booi), yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Maluku Tengah, yaitu di Pulau Saparua; yaitu sebagai salah satu pulau yang bersejarah dalam konteks perjuangan pra kemerdekaan Indonesia melawan Penjajah. Yaitu Kapitan Pattimura dengan para Kapitan lainnya di Lease, yang bersekutu untuk menumbangkan keperkasaan benteng Duurstede pada tahun 1817.

Negeri Booi dan masyarakatnya sejak kemenjadian mereka dari jaman pra sejarah hingga kini di tahun 2016, telah menyimpan banyak sekali keunikan dari dasar-dasar tradisi dan kebudayaan mereka sendiri. Sehingga produk-produk budaya sebagai wujud nyata warisan leluhur kepada generasi penerusnya di masa kini, masih tersimpan, dan juga sejumlah bukti warisan budaya leluhur negeri Booi, hingga sekarang masih terlestari. Meskipun begitu dengan perkembangan jaman, sejumlah warisan budaya leluhur orang Booi, mulai berangsur-angsur sengaja dirubah oleh sebagian kelompok masyarakat yang berada di negeri Booi di hari ini. 

» Read More...

KEMEJA AMBOINO; SEJARAH & PENGEMBANGANNYA

"Tidak ada yang baru di dalam dunia ini, yang ada hanyalah bentuk pengulangan dari sesuatu yang telah ada"; termasuk juga di dalam perkembangan busana (fashion) di dunia ini.

Kemeja Amboino adalah pengembangan dari model busana Tradisional orang Ambon, khusus yang dipakai oleh laki-laki, yaitu KABAYA & BANIANG; dimana Kemeja Amboino mencoba menggabungkan dua baju menjadi sebuah kemeja utuh, yaitu berlengan pendek dan berlengan panjang (dengan manset kemeja). Memang telah ada sebelumnya sejumlah penjahit dari masa ke masa di abad 20 di kota Ambon sudah mencoba untuk memodivikasi baju daerah Ambon ini (yaitu Kabaya & Baniang). Tetapi membuat modifikasi KABAYA & BANIANG menjadi sebuah kemeja yang punya karakter khusus, barulah dipopulerkan pada tahun 2011 oleh Jimmy Pattiasina dengan membuat kemeja Amboino lengan pendek, dan setelah itu dengan lengan panjang bermanset, dan juga dipadukan dengan motif khas daerah Maluku.

Jadi bisa dikatakan dengan sedikit keberanian dan kreativitas untuk mendorong sebuah model yang baru dari baju daerah KABAYA & BANIANG, Jimmy Pattiasina dikategorikan cukup berani, sebab bagi orang Ambon pada umumnya memandang baju KABAYA & BANING itu hanya di pakai sebagai busana pesta, busana acara kedaerahan (seremonial khusus), dan khsus bagi komunitas GPM memakai desain KABAYA HITAM & BANIANG sebagai busana liturgis bagi para anggota gerejanya dan secara khusus dipakai oleh para majelis jemaatnya (yang laki-laki); sehingga KABAYA & BANIANG bukanlah busana/baju untuk dipakai berkantor atau menjadi busana formal lainnya. Tetapi dengan berjalan waktu, hingga di tahun 2016 ini sudah menyentuh angka diatas 800-an kemeja Amboino telah diproduksi dan dipakai oleh semua kalangan masyarakat Ambon/Maluku untuk beraktivitas berkantor, tetapi juga beraktivitas formal lainnya dengan memakai kemeja Amboino..

» Read More...

Perancang Jimmy Pattiasina Kembangkan Pakaian Modern Motif Maluku

Ambon, 19/3 (Antara Maluku) - Perancang Jimmy Pattiasina menekuni motif dan ciri khas kebudayaan tradisional Maluku dan mengembangkannya menjadi berbagai model pakaian modern.

» Read More...

SATU TULISAN HAUHAU DI AWAL TAONG 2016

Pernah membuat sebuah penjelasan lewat posting terpisah tentang apa itu #KataHauHau #KalimatHauHau atau #PikiranHauHau, agar lebih lengkap bisa membacanya di posting ini "klik disin".  

Dan pada tulisan pertama di tahun 2016 ini, beta hanya ingin membuat sebuah tulisan yang memiliki kesan sangat ringan untuk dibaca dengan menggunakan ragam dialek orang Ambon; yaitu untuk mencermati realitas disekitar beta, yang mana banyak orang kemudian masih sama dengan manusia di tahun 2015 atau di tahun 2011 kemarin, karena marasa sangat sulit menjalani hidup ini dan terancam mengalami kerumitan hidup dalam banyak aspek. Meskipun dalam mencari berbagai solusi dengan beragam daya dan upaya untuk memperbaiki banyak hal yang dipikirkan sangat mungkin menjadi faktor penyebab, tetapi justru ada hal ihwal yang sangat mendasar dalam kejiwaan seseorang yang tidak bisa lewati begitu saja, jika belum tamat untuk untuk dipahami dengan benar.

Maka dari itu, berikut ini beta membuat sebuah #TulisanHauHau yang telah diposting sebelumnya di akun FB pribadi beta, kemudian dimuat kembali di blog pribadi ini bagi pembaca setia TM (Tradisi Maluku) dengan sedikit berbeda dari gaya mempresentasikan reposting ini (di blogspot, ketimbang yang ada di FaceBook) agar dapat dipahami dengan baik dan benar oleh anda sekalian.

-----------------------------

» Read More...

Video Profile Negeri Booi

Selamat datang di blog TRADISI MALUKU.. Semoga bermanfaat bagi anda!!