BAHASA AMBON HARI-HARI; Part IV

Setelah part III telah saya posting bagi anda, kini part IV dibuat juga, agar “Bahasa Ambon Hari-hari” pada blog TRADISI MALUKU benar-benar dapat membantu, dan sebagai salah satu referensi pelengkap bagi anda sekalian, yang ingin mempelajari bahasa Ambon hari-hari. Sebab kata orang “Tak kenal, tak sayang” jadi semakin anda mempelari bahasa Ambon hari-hari, berarti anda akan lebih mencintai Tradisi dan budaya Ambon kelak. Sebab dengan anda mempelajari bahasa daerah tertentu, secara langsung pula anda dapat dengan leluasa berinteraksi dengan tatanan budaya dari masyarakat tersebut. Semoga bermanfaat......

TACOLO             = Terendam.
TACUNGKEL     = Tercungkil/tercabut
TABULABALE   = Terbolak-balik, terbalik.
TABEMBENG    = Bergelantungan
TABALA             = Terbelah
TALANTANG      = Terlantang
TAKANGKANG  = Tersendat-sendat
TALUCU             = Terpelanting, terpeleset.
TALESU             = Sesuatu yang hendak jatuh kerena kelonggaran, atau kebesaran.
TABANTING       = Terjatuh.
TAGAE/TAGAI    = Terkait
TAPEPER          = Pusing dan mengakibatkan puyang-puyang.

» Read More...

BAHASA AMBON HARI-HARI; part III

Halo...kembali lagi dengan saya admin “TRADISI MALUKU”, dan kali ini saya sengaja membuat sebuah posting tentang bahasa Ambon hari-hari part IV. Sebelumnya saya memohon maaf bagi pembaca sekalian. Sebab janji pembuatan part IV baru terkabulkan diawal tahun 2012 ini. Semoga posting ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.......selamat membaca..!!! 



 R
RAROBANG      =  Sebutan untuk hasil dari santan kelapa kental yang telah direbus; dari rarobang kemudian akan menjadi minyak kelapa (minyak goreng tradisional).
RACONG          =   baca:  RACUN
RABE               =   baca:  ROBEK
REP             = Sebutan untuk potongan kayu yang di pakai untuk salah satu bahan bangunan, dengan ukuran yang berbeda. Misalnya ; REP ukuran 5x7cm, dll.
REGEL               =  Sebutan untuk PEGANGAN tertentu. Seperti pegangan pintu, pegangan lemari, dll.
REMBENG           =  baca : Jinjing
REPPE                =  Pelat, Penyok, Penyet.
REKENG             =  Menghitung, menjumlahkan.
REKU           = Suatu bagian ruang yang berada persis diatas tungku memasak secara tradisional orang Maluku, yang disebut Para-para, yaitu dibuat dengan sengaja untuk mengasapi bahan makanan atau juga buah-buhan tertentu, seperti mengasapi buah pala, dan buah kenari. 
REU                  =  sebutan sindiran;  dan memberi terkesan kuat kalau ia sudah tua, pikun, tidak berguna (tidak kuat) lagi.
REDI                 = salah satu sebutan dalam tata cara menangkap ikan dengan memakai alat tangkap “jaring”.
RIKKO               =  Takut, gentar.
RODO-RODO      =  Bertubi-tubi
ROKO                =  Baca: ROKOK
ROBE                =  lihat RABE
ROSTER            =  Lembar berisikan suatu jadwal mata pelajaran atau lainnya.
ROTANG           =  ROTAN

S

SABALA             =  baca SEBELAH.
SABARANG        = Tidak benar, salah.
SAARU           = ­Bagian dari lautan yang tidak terlalu dalam. Dan daerah ini selalu mendapat perhatian serius untuk aktivitas nelayan.
SABATANG         = baca Sepohon, satu batang. Atau punya arti lain : mengartikan sesuatu yang BESAR.
SABONG             = Sabun
SABOTENG         = Sebutan untuk sesuatu benda yang BESAR.
SABUKU          = Sebutan untuk sesuatu benda yang BESAR. Atau juga dengan kata lain; SABUKU MAI.
SABOTOL            = Satu botol.
SACUBI               = Sedikit
SACUCU           = Sebutan pada seutas tali yang biasanya dipakai Nelayan untuk menampung hasil tangkapan ikannya.
SACUPA          = ukuran untuk satu CUPAK cengkih. Biasanya jual beli cengkih di Maluku diukur dari ukuran paling kecil yaitu SAGOGO, baru SACUPA dengan memakai satu kaleng susu, atau kaleng cornet.
SADIKI               = Sedikit.
SADONGEN        = Sebutan untuk suatu pilihan (atau apapun) yang bagus dan tepat sekali.
SAGU                = Nama pohon, makanan khas orang Maluku.
SAJO                 = Sejuk
SAKARANG         = Sekarang
SALAM               = Sebutan orang Maluku kepada penganut agama Islam.
SALELE            = Tindakan melilitkan badan dengan kain, handuk, dll. Atau  juga melilitkan pohon  dengan tali  (benda lainnya) sebagai tanda larangan untuk tidak memanjat pohon tersebut.
SALEMPENG      = Sebutan untuk satu buah sagu bakar.
SALOKI              = Gelas kecil untuk minum minuman berakohol.
SALOKO            = Segenggam, segumpal.
SALORO            = Berpikir tidak baik; berpikir dengan konsep yang amburadul.
SAMEMER         = sebutan untuk sesuatu benda yang BESAR.
SAMU               = Semut
SANDIRI            = Sendiri
SANANG           = Senang
SANIRI/SANIRI NEGERI = Sebutan untuk dewan perwakilan masyarakat suatu negeri. Yang terdiri dari kumpulan tua-tua adat, kepala soa, dan perwakilan lainnya yang punya kedudukan dalam setting adat masyarakat Maluku Tengah dan masyarakat pulau Ambon pada umumnya.
SANISA/SANISI  = Tempat kaki pada pohon yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk membantunya memanjang pohon.
SANUSSU        = Batang kayu mentah dalam ukuran tertentu yang dipotong untuk membuat sesuatu keperluan. Misalkan untuk membangun pagar.
SANEKAR/SALEKAR  =  Selekang, ruas atau ruang diantara.
SANOIL            =  Secuil.
SAPA               = Siapa.
SAPARO           = Sebagian.
SAPURI            = Sebutan sindiran bagi mereka yang timpang kakinya atau kaki X.  
SARANI            = Sebutan orang Maluku untuk penganut agama KRISTEN.
SASA               =  Sesak.
SASAJA         = Lagi dan lagi; sebutan untuk sikap, karakter, situasi, keadaan,  yang terjadi terus menerus; beulang-ulang.   
SASELLE          =  Hanya sebagian atau sebelah saja.
SASI           = Aturan yang dibuat di tingkat pemerintah negeri untuk menjaga, melestarikan tatanan ekologi negeri tersebut. Supaya terhindar dari tindakan pencurian, eksploitasi, kepunahan, atau kerusakan.
SE          = Kependakan dari kata OSE; yang artinya kamu, anda. Tetapi penggunaan kata ini dalam konteks budaya Orang Maluku dipandang sangat kasar, dan tidak pantas untuk dipakai bagi orang yang lebih tua, dan kata ini biasanya dipakai dalam konteks pergaualan anak muda.
SELENTER       =  Perilaku seseorang yang terkesan tanpa aturan atau tata krama.
SEMANG         =  Sebutan untuk kayu penyeimbangan pada sisi kiri kanan dari perahu atau kole-kole.
SEMPE            = Tembikar yang terbuat dari tanah liat, yang spesial dibuat sebagai tempat makanan Papeda.
SENA              =  Melenggang.
SENG              =  Tidak
SENU              =   Linglung.
SELLE         =  Tindakan mengeluarkan isi kelapa dari batoknya dengan mencungkilnya dengan parang.
SNEWENG       = Sebutan untuk seseorang yang terkesan kepala angin.
SOA             = Sebutan untuk sub-komunitas pada suatu Negeri yang terhimpun didalamnya beberapa marga. Yang dikepalai oleh seorang pemimpin dengan sebutan “Kepala Soa”.
SOMBAYANG    = Sembahyang, Berdoa
SONO             = Tidur.
SOPI              = Minuman beralkohol yang terbuat dari fregmentasi sari pohon enau/kelapa.
SORONG       = Geser.
SOSO             = Hendak berdempetan.
SOWAE/SUWAI  = Lesehan atau bisa juga Tidur di lantai.
SISI              =  lihat selle; hanya saja membedakan sisi dengan selle adalah letak pada alat yang dipakai. Yaitu menggunakan pisau untuk melakukan sisi kelapa. (2). Salah satu cara mendayung perahu dengan tujuan mengarahkan haluan perahu oleh jurumudi.
SIPAT            =  Batas
STEL             =  Mengatur, bergaya.
SUAK            = Lemah, Lemas.
SUET           = Keringat
SUNGGA      = Jerat atau ranjau yang dibuat dengan cara menanam bambu atau kayu yang telah diruncing.
SUNGSANG = Hendak membuat isi dari suatu benda yang menyimpannya, dengan cara membalik bagian bawah benda itu ke atas dan bagian atas ke bawah.
SUTENG     = Suit



» Read More...

Tradisi Badendang Rotang di Booi


Ada yang menarik dalam masa liburan Natal dan Tahun baru 2012 kemarin, di negeri Booi (kampung halaman saya), kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Yang menarik adalah, dan hendak saya share kali ini, yaitu tentang sebuah "tradisi badendang rotan" yang terjadi di Booi kala itu.
Tradisi ini memang sudah terlaksana secara turun temurun, sebagai suatu acara hiburan negeri pada satu sisi, dan pada sisi lainnya "tradisi badendang rotan" di negeri Booi memungkinkan tertampung didalamnya pula nilai-nilai solidaritas ala orang Booi yang diekspresikan lewat tradisi tersebut.
Sebenarnya, jika dicermati secara historisnya "tradisi badendang rotan" di Booi, adalah penggabungan dua buah tradisi. Yaitu "tradisi badendang" dan "tradisi hela rotan" yang sering terjadi dalam tatanan hidup orang Maluku secara umumnya, dan masyarakat Maluku Tengah pada khususnya (sebab banyak memiliki latar belakang budaya yang hampir mirip, antara satu negeri dengan negeri yang lainnya).
Tradisi badendang layaknya dilakukan oleh Masyarakat Maluku pada umumnya, yaitu ketika menyambut Natal, Idul Fitri, Lantik Raja, Cuci Negeri, Tahun baru, ataupun acara-acara adat/seremonial tertentu yang melibatkan seluruh perhatian masyarakat negeri tertentu. Meskipun dalam prakteknya "tradisi badendang" disetiap negeri dipraktekkan dengan ciri khas masing-masing.

Sementara "tradisi hela rotang" ini murni sebuah pertandingan yang mirip dengan "tarik tambang" ala orang Maluku. Sebab tambangnya terbuat dari rotan yang dianyam. Dan diarahkan dengan sebuah/beberapa tifa sebagai pengatur jalananya pertandingan tersebut.
Kembali lagi ke "tradisi badendang rotan" ala orang Booi sebagai penggabungan dari dua buah tradisi diatas, menjadikan tradisi tersebut mengekspresikan nilai yang baru dan orisinal milik orang Booi, dan fakta ini sudah berjalan turun-temurun.

» Read More...

Video Profile Negeri Booi

Selamat datang di blog TRADISI MALUKU.. Semoga bermanfaat bagi anda!!